Rabu, 21 Oktober 2015

AKU TEMANI HINGGA SEMBUH


D
isebuah kamar berukuran tiga kali dua meter persegi, berdinding setengah tembok, setengah triplek. Didalamnya ada sosok wanita tua yang tak berdaya, terbaring pasrah, sambil mulutnya terus melantunkan lafaz dzikir, sesekali ia  meratapi rasa sakit yang teramat sangat. Dia adalah Ibuku yang sedang terbaring sakit.

Sudah satu tahun lebih kamar yang  pengap dan jauh dari hygine itu ia diami. Sirkulasi udara yang tak mengalir pun sering membawa aroma tak sedap diruang kamarnya, tercium menyengat saat udara membawanya melintas dihidung. Bau aroma tak sedap itu, bersumber dari koreng  dikakinya yang sudah membusuk, dan megerogoti terus kakiknya..

Ibuku hanya terbaring tak berdaya untuk keluar kamar sekali pun, karena koreng yang membusuk dan terjadi pembengkakan di kakinya, menyebabkan ia tak mampu berjalan. Untuk beribadah sehari-harinya, ia selalu melakukan tayamum. Sedang untuk keperluan MCK ia dengan sangat terpaksa menahan sakit yang tak terkira itu,  ia harus lakukan berjalan dengan dibantu kursi plastik sebagai penyanggahnya, kecuali secara kebetulan ada anggota keluargaku  yang mengetahui, sehingga ia dapat dibopohnya.

Bila dihayati penderitaannya, itu bukalah  penderitaan biasa. Jika saja aku yang mengalaminya, rasanya tak sanggup, kata hati kecilku berdegup, seraya berdoa agar tidak diuji seperti itu. Ibuku adalah wanita yang perkasa dan sangat sabar. Meski susah payah ia menjalani hidupnya,  tapi  tak ada air mata yang mengalir di pipinya, meski sesekali terlihat ia meringgis dan merintih menahan rasa sakitnya, namun tetap saja  senyum manis dari bibir keriputnya masih terlihat jelas, dan masih menebarkan keceriaan dan optimisme hidup.

Batinku terpukul menyaksikan adegan itu. Terlepas dari ketidak mampuanku membantu membiayai pengobatan medik itu, aku terus berupaya mencari jalan keluar agar lukanya cepat sembuh. Akhirnya aku menemukan sebuah solusi pengobatan alternatif, yaitu  metoda Quranic Healing, hingga akhirnya sakit yang berkepanjangan itu berangsur  sembuh. 

Setelah didalami ternyata, pengobatan melalui Al Quran ini bukan alternatif ketidak berdayaan dalam berobat secara medik,  tetapi Quranic Healing itu merupakan solusi pengobatan pertama sebelum melakukan pengobatan medik. Demikian pemahamanku yang terkini, akan pendalaman pemaham metoda Quranic Healing.

Perlahan namun pasti, terapi itu dilakukan, dan kini koreng Ibu ku mulai menampakkan sebuah perubahan yang sangat signifikan. Bau yang keluar dari koreng itu kini sudah hilang 100%, perambatan koreng yang terus mengerogoti tubuhnya, sepertinya sudah  berhenti total, kini  hanya tinggal sedikit saja bengkak yang masih tersisa di korengnya.

Dengan pengucapkan puji syukur kehadiran Allah SWT, aku merasa semakin diberi keyakinan akan kebenaran mukjizat Al Quran yang berfungsi sebagai As Syifa. Tak terhingga pula rasa yang dialami Ibuku , ia terharu melihat perubahan fisik yang terjadi, yang semakin hari semakin membaik.


Dampak lain yang aku alami selain memberi keyakinanku akan keajaiban Al Quran tersebut, keimananku semakin bertambah, sifat wara’ ku pun semakin meningkat, muroqobah ku pun terus menunjukkan grafik meningkat juga. Subhanallah Aku bersyukur pada mu Ya Rabb, sungguh aku berazam untuk menemani Ibuku hingga lukanya sembuh total. I LOVE YOU MOM…

0 komentar:

Posting Komentar

AKU TEMANI HINGGA SEMBUH

| |


D
isebuah kamar berukuran tiga kali dua meter persegi, berdinding setengah tembok, setengah triplek. Didalamnya ada sosok wanita tua yang tak berdaya, terbaring pasrah, sambil mulutnya terus melantunkan lafaz dzikir, sesekali ia  meratapi rasa sakit yang teramat sangat. Dia adalah Ibuku yang sedang terbaring sakit.

Sudah satu tahun lebih kamar yang  pengap dan jauh dari hygine itu ia diami. Sirkulasi udara yang tak mengalir pun sering membawa aroma tak sedap diruang kamarnya, tercium menyengat saat udara membawanya melintas dihidung. Bau aroma tak sedap itu, bersumber dari koreng  dikakinya yang sudah membusuk, dan megerogoti terus kakiknya..

Ibuku hanya terbaring tak berdaya untuk keluar kamar sekali pun, karena koreng yang membusuk dan terjadi pembengkakan di kakinya, menyebabkan ia tak mampu berjalan. Untuk beribadah sehari-harinya, ia selalu melakukan tayamum. Sedang untuk keperluan MCK ia dengan sangat terpaksa menahan sakit yang tak terkira itu,  ia harus lakukan berjalan dengan dibantu kursi plastik sebagai penyanggahnya, kecuali secara kebetulan ada anggota keluargaku  yang mengetahui, sehingga ia dapat dibopohnya.

Bila dihayati penderitaannya, itu bukalah  penderitaan biasa. Jika saja aku yang mengalaminya, rasanya tak sanggup, kata hati kecilku berdegup, seraya berdoa agar tidak diuji seperti itu. Ibuku adalah wanita yang perkasa dan sangat sabar. Meski susah payah ia menjalani hidupnya,  tapi  tak ada air mata yang mengalir di pipinya, meski sesekali terlihat ia meringgis dan merintih menahan rasa sakitnya, namun tetap saja  senyum manis dari bibir keriputnya masih terlihat jelas, dan masih menebarkan keceriaan dan optimisme hidup.

Batinku terpukul menyaksikan adegan itu. Terlepas dari ketidak mampuanku membantu membiayai pengobatan medik itu, aku terus berupaya mencari jalan keluar agar lukanya cepat sembuh. Akhirnya aku menemukan sebuah solusi pengobatan alternatif, yaitu  metoda Quranic Healing, hingga akhirnya sakit yang berkepanjangan itu berangsur  sembuh. 

Setelah didalami ternyata, pengobatan melalui Al Quran ini bukan alternatif ketidak berdayaan dalam berobat secara medik,  tetapi Quranic Healing itu merupakan solusi pengobatan pertama sebelum melakukan pengobatan medik. Demikian pemahamanku yang terkini, akan pendalaman pemaham metoda Quranic Healing.

Perlahan namun pasti, terapi itu dilakukan, dan kini koreng Ibu ku mulai menampakkan sebuah perubahan yang sangat signifikan. Bau yang keluar dari koreng itu kini sudah hilang 100%, perambatan koreng yang terus mengerogoti tubuhnya, sepertinya sudah  berhenti total, kini  hanya tinggal sedikit saja bengkak yang masih tersisa di korengnya.

Dengan pengucapkan puji syukur kehadiran Allah SWT, aku merasa semakin diberi keyakinan akan kebenaran mukjizat Al Quran yang berfungsi sebagai As Syifa. Tak terhingga pula rasa yang dialami Ibuku , ia terharu melihat perubahan fisik yang terjadi, yang semakin hari semakin membaik.


Dampak lain yang aku alami selain memberi keyakinanku akan keajaiban Al Quran tersebut, keimananku semakin bertambah, sifat wara’ ku pun semakin meningkat, muroqobah ku pun terus menunjukkan grafik meningkat juga. Subhanallah Aku bersyukur pada mu Ya Rabb, sungguh aku berazam untuk menemani Ibuku hingga lukanya sembuh total. I LOVE YOU MOM…

0 komentar:

Posting Komentar

.