Jumat, 15 Juli 2011

DATA BANK SEFT

1.       Apakah seorang Perokok yang tidak punya niat berhenti bisa berhenti merokok ?, jawabannya adalah Iya, kenapa tidak.
Caranya?
Coba pergunakan kalimat setup ini:

Walaupun saya merokok dan saya tidak ingin berhenti merokok namun saya sangat sadar bahwa merokok itu tidak baik bagi kesehatan, dan saya ikhlas dan terima diri saya sepenuhnya.

Atau yang alasan yang lebih dalam lagi

Walaupun saya merokok dan saya tetap akan merokok kendatipun saya tahu merokok itu membuat saya sakit jantung, cancer, paru-paru dan kematian, padahal anak dan isteri saya masih membutuhkan saya dan saya ikhlas dan terima diri saya sepenuhnya.


Walaupun saya merokok dan saya tetap akan merokok kendatipun saya tahu merokok adalah dilarang oleh Allah karena mendholimi diri sendiri, dan saya terima diri saya sepenuhnya.

Anda bisa kembangkan kalimat set up yang pada intinya mengandung penyadaran akan bahayanya merokok.
2.       Kalimat setup ini dibuat ketika saya dan teman saya menderita Vertigo:

"Ya Allah walapun kepala saya terasa sangat pusing dan pemandangan saya terasa berputar dan perut saya terasa sangat mual, saya serahkan diri saya sepenuhnya kepada Mu"
3.       Untuk kasus sakit kepala atau Migrain, banyak kombinasi kalimat set up yang dapat dibuat, itu sangat tergantung dari bagaimana sefter meramu kalimat setup yang specifik.
Ini hanyalah salah satu contoh dan bisa dikembangkan sesuai dengan konsisi pasien anda.

" Ya, Allah walaupun kening saya sebelah kanan atas sakit, saya pasrah dan ikhlas penyembuhannya kepada Mu"

" Walaupun Kepala saya terasa pusing dan terasa seakan mau pecah, saya ikhlas dan terima diri saya sepenuhnya"

" Walaupun saya merasa pusing disekitar pelipis kiri, saya ikhlas dan saya cinta pada diri saya sepenuhnya".
4.       Kalimat set up ini dibuat ketika saya menangani teman kantor yang mengalami jantung koroner dan sudah pernah dioperasi kemudian dokter menyarankan dibedah by pass. Setelah dilakukan tapping maka keluhannya yang dirasakan seperti napas sesak makin hari berkurang dan berkurang sehingga dia tidak jadi di operasi by pass.

Kalimat setupnya :
" Ya Allah walaupun saya divonis dokter penyakit jantung dan harus diby pas, saya pasrah dan serahkan penyembuhanku pada Mu"

Kalimat setup kedua untuk menghilangkan rasa sesak
" Ya Allah walaupun napas saya terasa sesak sekali disebabkan gannguan jantung, saya pasrahkan diri saya sepenuhnya kepada Mu"
5.       Kalimat set up ini dibuat ketika Saya mengalami sendiri keseleo dan berhasil:

" Walaupun tangan kanan saya disebelah ujung atas dekat bahu terasa sakit saya terima diri saya sepenuhnya".
6.       Kalimat setup untuk pasien cancer paru-paru kiri mengalami kebocoran dan sudah mencapai stadium IV dan Tim dokter sudah pasrah, namun berkat keihlasan dan kepasrahan sipasien dan dengan dilakukan surrogate tapping, hasilnya alhamdullilah setelah 3 hari dilakukan surrogate,paru2 sipasien tertutup kembali dan sudah keluar dari ruang ICU dan kini berobat jalan.
Kalimat Set Up:
" Ya Allah walaupun paru-paru sebelah kiri saya bocor dan airnya sudah menyumbat pernapasan saya, padahal saya masih ingin beribadah kepada Mu, saya menerima diri saya spenuhnya dan saya pasrahkan penyembuhan kepada Mu.”  
7.       Sembuh dari latah
Ya Allah, meskipun saya merasa tidak nyaman dengan latah ini, padahal saya selalu latah setiap kali ada rangsangan yang mengejutkan, saya ikhlas dengan rasa tidak nyaman ini, dan saya pasrahkan kenyamanan hati saya, kesembuhan latah saya sepenuhnya pada-Mu
8.       Kalimat setup dibuat ketika saya mengobati pasien darah tinggi yang disebabkan oleh banyak hutang.
" Ya Allah walapun saya merasa pusing dan tekanan darah saya 190/100, disebabkan saya selalu memikirkan hutang saya, saya pasrahkan badan saya dan segala urusan saya kepada Mu"
9.       Alergi terhadap AC
Ya Allah, meskipun saya kedinginan di ruang ber-AC, padahal saya harus bertahan di sini hingga sore, aku ikhlas menerima kedinginan saya ini, dan aku pasrahkan kesembuhan badan saya kepada-Mu.
10.    





Senin, 11 Juli 2011

AKSI=REAKSI
REAKSI=AKSI

“Pusiiiinnnnnggggggggg…….”teriakan seorang ibu melihat anaknya yang  hiper aktif menjatuhkan sebuah fas bunga yang harganya cukup lumayan mahal, dicubit anaknya yang tidak bisa diam itu, dan sang anak pun terus bertanya-tanya, “Apa salahku mamah?” ”kamu sudah jatuhkan fas bunga yang harganya satu juta lebih” jawab sang ibu, lalu sang anakpun menjawab “bukan salahku, tempat bunganya ada ditengah-tengah, aku lari ngga sengaja nabrak itu” sang anak sepertinya mengerti seharusnya fas bunga itu tidak ditempatkan di tengah lorong. Tapi apa mau dikata kejadian sudah terjadi, mau tak mau harus mengganti fas bunga tersebut.
Sesampai di kasir, sang ibu bertanya kepada petugas kasir, ”Mba bagaimana dengan fas bunga yang pecah itu?” “oh baik bu, kami tahu itu, supervisor kami sedang mencari tahu penyebab pecahnya fas bunga dan mencari  tahu siapa yang menaruh fas bunga ditengah itu melalui cctv”, betapa senangnya mendengar ucapan sang kasir tersebut, lalu petugas kasir pun meminta untuk membayar barang  yang telah dibeli dahulu.
Takl terlalu lama, berapa menit kemudian  seorang supervisor swalayan  datang memberitahukan  sang ibu, bahwa fas bunga yang terjatuh itu tak perlu diganti, karena itu kesalahan dari pihak swalayan, betapa senangnya sang ibu mendengar ucapan tersebut, ”Fas bunga itu tidak dengan sengaja diletakkan di tengah, karena ketika petugas kami menata fas bunga, dia lupa menaruh kembali fas bunga yang masih ada satu ditengah, karena petugas kami terburu-buru menaruh tangga kebelakang, ketika kembali ketempat tersebut fas bunga sudah pecah, ini karena keteledoran petugas kami” begitu keterangan rinci yang di dapat dari seorang supervisor.
Rasa bersalah kini menerpa hati sang ibu karena telah terlanjur mencubit sang anak, hingga terlihat bekas cubitannya, sang ibu pun menjadi sedih dan meminta maaf kepada sang anak.
Kisah diatas adalah sebuah gambaran yang terlihat jelas sebuah reaksi yang spontan dari sang ibu terhadap kejadian yang tak mengenakkan, yang belum tentu kesalahan itu dilakukan oleh anaknya, kesalahan sekecil itu dapat mengajak pelakunya untuk bereaksi sejauh itu pula. Tampak jelas bahwa setiap individu dengan cepat bereaksi terhadap setiap kejadian yang berkenaan secara langsung kepadanya, ada individu yang bereaksi secara spontan yang tampak seperti contoh diatas , namun ada pula individu yang bereaksi tenang seraya mencari tahu sumber masalah, boleh jadi seribu reaksi yang mungkin ditimbulkan dari semua itu.  Respon yang  diungkapkan secara reaktif adalah sebuah kebiasaan yang dialami setiap individu. Individu yang terbiasa bereaksi positif mensikapi permasalahan tentu dengan positif pula, namun sebaliknya individu yang terbiasa bereaksi negatif terhadap sesuatu maka negatif  pula yang di hasilkanya. Positif dan negatif adalah sebuah pembiasaan diri yang tertentatif dalam keseharian, otak merespon secara spontan dari sebuah reaksi yang keluar dari sebuah aksi dan otak sepertinya terbentuk untuk lebih mengkedepankan reaksi tersebut yang sudah terbiasa di tentatifkan.
Dalam sekala besar reaksi seseorang  juga sama dalam mensikapi sebuah musibah besar, artinya bisa bersifat postif maupun negatif, disinilah urgensinya sebuah aktifitas melatih diri untuk bereaksi postif terhadap kejadian yang mengejutkan baik spontan maupun tidak, pembiasaan (tentatif) yang positif akan mengajak individu tersebut bersikap positif pula. Begitu juga sebaliknya pembiasaan negatif yang tertentatif akan membentuk karakter yang cenderung negatif.
Pembiasaan atau tentatif itu tidak terjadi dan terbentuk  dengan sendirinya, tapi melalui sebuah proses yang panjang, diawalnya mungkin saja penuh dengan paksaan namun diakhirnya akan menghasilkan sebuah irama kehidupan. Mulai dari yang sederhana, kecil , terus berlanjut ke yang lebih besar, dan rumit. Semua itu bisa dilakukan oleh siapa saja, sekecil apapun potensi yang dimiliki akan memberi dampak yang  besar terhadap hasil yang di buat bila terlatih. Benang merah yang dapat  dilihat dengan jelas perbedaan antara aksi dengan reaksi dan reaksi dengan aksi. Bila adanya aksi setelah reaksi adalah sebuah dampak dari sebuah proses panjang dari pembiasaan yang positif, dan sebaliknya bereaksi setelah adanya sebuah aksi adalah sebuah pembiasaan buruk yang tertentatif, sehingga lebih mudah bereaksi. Idealnya reaksi itu menjadi sebuah penyebab untuk melakukan aksi, sehingga aksi tersebut bisa direncanakan secara postif.

Kamis, 07 Juli 2011

MOMENT SEMPURNA DI 
WAKTU 24 JAM

D
ari sekian banyak komponen kesuksesan dan keberhasilan dalam hidup ada satu komponen yang harus dikedepankan setelah kita yakin bahwa dunia dapat berubah dengan cara merubah fikiran kita, kemudian dengan membiasakan diri maka akan menjadi orang yang luar biasa meski dari orang yang biasa, komponen tersebut adalah integrasi hubungan kita secara langsung terhadap ALLOH SWT. Proses pengintegrasian ini melalui ibadah sholat 5 waktu selama 24 jam sehari semalam. Ada apa dengan ibadah sholat dan apa kolerasinya dengan kesuksesan hidup?
Mengambil kutipan dari sebuah Hadist bahwa, amalan seseorang itu sangat tergantung dari ibadah sholatnya, bila sholatnya baik maka amalan lain pun akan baik, namun sebaliknya, bila ibadah sholatnya buruk maka amalan lainnya pun akan menjadi buruk. Betapa urgen ibadah sholat 5 waktu itu, hingga ALLOH menjadikan barometer bagi kebaikan atau amaliat lainnya. Bukankah penjahat, koruptor, mafia, pelacur dan sejenisnya hidup makmur bergelimang harta dan tahta, meski mereka tidak sholat 5 waktu? Benar, mereka akan sulit melaksanakan sholat 5 waktu karena titah sholat 5 waktu tersebut mengajak orang lebih dekat dengan ALLOH, sedangkan perbuatan dan perilaku mereka bertentangan dengan titah ALLOH, jadi bagaimana mungkin sesuatu yang berbeda dapat disatuan? Bagaimana pula sebuah keburukan bisa berjalan beriringan dengan kebaikan? Jawaban yang tepat adalah keberhasilan mereka menjadi makmur bergelimang harta dan tahta, lebih disebabkan oleh manajemen keuangan yang bagus dan penataan keburukan yang tertata dan terorganisir, sebab mengambil kutipan sahabat Rosul Sayidina Ali, beliau mengatakan, bahwa kejahatan yang terorganisir dapat mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir.
Seperti apa efek dari sholat tersebut dan sinergi apa yang dihasilkannya? Bagi orang yang telah banyak makan asam garam, sholat itu seperti rekreasi, rehat sejenak dari kepenatan kehidupan, rekreasi sangat perlu dan sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena tubuh yang terlalu fokus pada pekerjaan dan mengabaikan hak tubuh, sehingga hasil kerjanya tidak optimal, namun bila diselingi dengan rekreasi, maka tubuh menjadi lebih siap menghadapi pertarungan hidup.
Disisi lain adalah sebuah keyakinan ubudiyah, bahwa sholat lima waktu itu dapat menghapus dosa perbuatan diantara waktu sholat, kesalahan sesudah sholat dzhuhur dapat terhapus pada sholat ashar, begitu seterusnya dalam 24 jam. Ini merupakan modal utama dalam bertarung dalam peliknya kehidupan, betapa sholat itu dapat menjadi sebuah spirit bagi pembuka jalan berikutnya dalam dan selalu merasa dilindungi oleh kekuatan yang Maha Dahsyat.
Sholat juga sebagai sarana curhat yang tak terbatas oleh keadaan, baik kita susah maupun senang, sakit maupun sehat jadi disetiap keadaan curhat itu sangat perlu dan penting, bukankan agama itu nasihat? Setiap kita butuh nasihat, siapapun orangnya, nasihat yang terbaik adalah nasihat yang datangnya dari ALLOH yang tercantum dalam Al quran, orang yang sering curhat dan mengungkapkan masalahnya kepada ALLOH adalah orang yang sehat, secara fisik maupun jasmani, dan jaminan ALLOH mendengar curhatan kita adalah dengan setia dan taat dalam titahnya. Mengungkapkan permaslahan adalah upaya melepaskan segala permasalahan hidup, kepada siapa lagi yang pantas menerima segala permasalahan hidup? Hanya ALLOH sajalah yang sanggup menampung segala keruwetan dan kepelikan hidup sebesar apapun permasalahan itu, dan itu hanya terjadi waktu saat kita sholat.
Sohlat adalah manajemen waktu yang telah diberiakn ALLOH secara sempurna, banyak keajaiban didalamnya, bila kita amati ternyata tak ada celah waktu sedikitpun waktu didunia ini yang tidak terisi oleh ibadah sholat, misalkan ketika disini sedang sholat subuh, dibelahan bumi lain ada yang sedang sholat isya, dan bergeser sedetik saja dibelahan bumi lain ada yang sedang memasuki dzuhur dan seterusnya waktu itu bergerak, seolah tak ada waktu yang terlewatkan kecuali untuk beribadah, tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku. Mensiasati pembagian waktu sholat ini dengan mengintegrasikan amaliat perjuangan hidup maka akan menjadi sinergi yang sangat sempurna, mencari celah waktu menjadi tidak binggung lagi, kapan kita bekerja, kapan kita istirahat, kapan kita tidur, semua menjadi teratur bila sholat menjadi sebuah acuan waktu dalam perjuangan hidup.
Tak ada alasan dan sangkalan apapun terhadap keajaiban sholat ini, ini adalah moment yang tepat bila kita memulai sebuah perubahan, perubahan kecil maupun besar, tak usah mengajak orang lain untuk berubah ubahlah diri kita maka orang lainpun kan berubah, mulailah dari waktu dan moment yang tepat, yaitu sholat 5 waktu dalam 24 jam.




Selasa, 05 Juli 2011

ORANG BIASA YANG DIBIASAKAN
B
anyak sudah contoh-contoh dalam kehidupan ini yang bisa kita ambil hikmahnya dari keberhasilan orang-orang ternama dan hebat. Mulai dari Nabi  Ibrohim hingga Rosululloh SAW, kemudian sebut saja Albert Einstain, lalu Thomas Alfa Edison hingga tokoh lokal seperti         Mas Mono yang terkenal dengan ayam bakarnya, atau Haji Bahar seorang milyarder besi tua asal Madura. Mereka semua itu adalah orang-orang yang biasa, dan sama seperti kebanyakan kita, namun nama mereka masih terukir hingga kini, padahal diantara mereka ada yang sudah ribuan tahun meninggal, namun juga ada yang hingga kini masih hidup,  mereka menginspirasikan kepada kita bahwa, kehidupan yang biasa-biasa saja yang mereka jalani itu telah membuahkan karya besar tak ternilai harganya.
Kalau mereka ditanyakan tentang bagaimana bisa menjadi seperti ini? Jawaban mereka sangat datar, seperti yang anda lihat, tak ada yang istimewa dari kesehariannya, waktunya yang 24 jam sama seperti kita 24 jam dan apa yang mereka makan pun juga sama dengan apa yang kita makan, namun ada sebuah kekhususan yang tidak dimiliki oleh kita yaitu sebuah kebiasaan yang tak biasa.
Abi Waqos  adalah sebuah contoh teladan yang sangat luar biasa yang dapat menjadi contoh dan pelajaran bagi kita. Ketika sahabat Rosul sedang mendengarkan majelis Rosululloh, sejenak Rosululloh berkata, ”Seorang penghuni surga sedang datang dan bergabung bersama kita”. Hampir semua sahabat bertanya, siapa dia? Ternyata Abi Waqos, semua sahabat terheran-heran bila melihat satu sahabat yang ini, tak ada yang luar biasa dari penampilannya, tak ada yang istimewa dari keahliannya, hingga membuat salah satu sahabtanya menjadi penasaran, maka dengan sangat hormat satu sahabat ini meminta izin untuk bersilaturahim dan bermalam dirumahnya, dan terjadilah hari yang ditunggu-tunggu.
Silaturahim pertama tak ada yang istimewa, hari kedua pun demikian hingga hari ketiga, hingga membuat gelisah dan penasaran, kenapa orang yang seperti ini di jamin oleh Rosululloh masuk surga? Akhirnya pertanyaan pun terlontar, “Abi Waqos, amalan apa yang kamu kerjakan sehingga Rosullulloh mengabarkan bahwa engkau adalah calon penghuni surga?” dijawab oleh Abi Waqos, bahwa secara khusus saya tak punya amalan, atau wirid yang khusus, semua biasa-biasa saja.” Di timpal kembali oleh pertanyaan berikutnya, ”Apa yang menjadi jaminan engkau menjadi calon penghuni syurga?” juga dijawab datar oleh Abi Waqos, bahwa semua yang saya jalani ini biasa-biasa saja, tak ada yang istimewa, saya selalu menjalankan rutinitas hidup sama seperti kamu, hanya saja saya sebelum tidur selalu berdoa kepada ALLOH SWT dan berikhtiar untuk memaafkan semua kesalahan saudaraku baik yang disengaja maupun tidak, agar ALLOH memaaafkan semua kesalahanku” mendengar jawaban dari pertanyaan itu, seperti dikagetkan oleh sesuatu yang sangat mengagetkan, lalu sahabat yang bertanya, diam-dian dapat memahami jawabanya.

Ternyata sebuah amalan kecil yang amat sangat dahsyat sekali, apa yang dilakukan oleh seorang Abi Waqos adalah bukan amalan biasa yang dapat dilakukan oleh setiap orang. Namun pekerjaan seperti itu bukanlah juga tidak bisa dilakukan oleh setiap orang, semua orang bisa dan dapat melakukannya. Pekerjaan apapun dan seberat apapun pekerjaan tersebut selalu dimulai dari yang ringan. Muali dari yang mudah , ringan lalu terbiasa dan membiasakan diri setiap hari tanpa jenuh, hal ini akan menghasilkan sebuah peningkatan yang berarti, dan setiap tingkatan akan mempunyai nilai tersendiri pula, hingga tanpa disadarinya tingkatan tersebut berada di level teratas. Bila kondisi yang terjadi sudah sedemikian kompleks maka yang mulanya adalah sebuah pekerjaan biasa menjadi sebuah pekerjaan yang luar biasa.
Sedikit berbalik arah untuk menyeimbangkan sebuah paradigma keberhasilan yang dimulai dari hal yang biasa menjadi hal yang luar biasa, ternyata kehebatan seorang yang bermain dilini kejahatan pun demikian. Seorang pembunuh berdarah dingin pada mulanya adalah seorang pengecut yang tak mempunyai nyali atau keberanian apa-apa, untuk berhadapan dengan orang saja tidak berani, kalaupun dia sekarang disebut sebagai pembunuh berdarah dingan itu karena prestasi yang dihasilkannya sangat luar biasa, dan diluar nalar akal sehat bila menghitung jumlah  atau banyakknya korban hasil kejahatannya.
Lain halnya dengan  seorang koruptor, pada mulanya seorang koruptor adalah orang yang baik dan taat akan agama, lalu kenapa dia menjadi seperti tikus rakus tak menyadari keberadaanya ditempat yang kotor dan menjijikan, memakan apasaja yang ada didepannya, tak memperdulikan kepemilikan barang tersebut, dan membawanya ketempat persembunyian kotor. Antara makanan sehat dengan kotor bercampur menjadi satu bahkan kotorannyapun acapkali bersama dengan sumber makanannya. Kebiasaan kotor seperti inipun tidak terjadi serta merta, ini adalah sebuah proses panjang, yang terbiasa, sehingga dipuncak kebiasaanya itu ia tak menyadari pelaku korupsi itu telah tak enak dipandangnya, meyebarkan aroma busuk  atau telah merusak tatanan kehidupan sosial, bahkan nilai-nilai agamanyapun telah tergerogoti oleh perbuatannya, hati menjadi tidak sensitif terhadap barang halal dan haram, bahkan untuk mengembalikan hasil korupsinya saja terasa berat. Semua ini karena perilaku buruknya telah menutup semua aset baik yang telah ALLOH karunikan.
Kebiasaan baik ataupun kebiasaan buruk yang terbiasa akan membuat orang yang melakukannya menjadi ahli dibidangnya, orang yang terbiasa terlambat bangun tidur akan merasa tidak serasi bila bangun lebih awal, keterlambatannya menjadi teratur dan menjadi irama hidupnya. Untuk itu kita harus mewaspadainya setiap pembiasaan yang telah berjalan lama apalagi menahun  sebab kebiasaan ini akan menjadi sebuat irama kehidupan dan menjadi brand image bagi sipelakunya. Mewaspadai bila kebiasaan tersebut merupakan kebiasa yang berindikasi buruk namun bila kebiasaan tersebut adalah pembiasaan baik sebaiknya terus untuk dipertahankan. Akhirnya kita dapat berkesimpulan bahwa didunia ini sebenarnya tak ada yang tak mungkin dilakukan oleh orang-orang yang biasa-biasa saja, yang memang tak dianugrahi kelebihan oleh ALLOH seperti kejeniusan yang berada diatas rata-rata, atau keahlian yang ada sejak lahir atau bawaan genetika karena faktor keturunan. Setiap orang bisa menjadi apa saja selama orang tersebut biasa pula untuk dibiasakan.
Untung Diujung waktu
tak berujung

Terlau banyak kata terucap
Terlalu panjang teori dipapar
Terlalu letih jatuh bangun dikehidupan
Kesabaran terpapas hilang, dalam gapai kesuksesan
Asa terasa ada didepan mata, melihat panjang waktu menelan kegagalan
Seribu cerita sedih jadi nyayian senduh harian
Suram hari esok jelas terlihat
Waktu memamakan jasad  menua menjadi
Keperkasaan mulai susut di balung rapuh
Kekalutan melarut setiap waktu
Engkau larut, meredup, menyurut dan menyusut
Jeritan hati mendegup keras berteriak
Bangkit!
Lari!
Engkau terjatuh, tertatih, merangkak, terseok-seok debu jalanan
Tuamu dalam kesendirian
Kontrakan usang malang menjadi saksi hidup
Menghirup udara panas berdebu
Engkau tersungkur
Bangkitlah engkau
Lihatlah dunia terbentang luas
Ibrohim tua tak lelah berhenti berjalan
Bangkitlah engkau
Kebesaran Tuhanmu menutup beban berat pundakmu
Surga menjanjikanmu
Hari ini adalah perubahan
Jangan abaikan sumpah Tuhanmu berlalu
Demi waktu engkau pasti merugi
Satu langkahmu menjadi pendorong seribu langkah saudaramu
Satu nafasmu menghidupkan jutaan saudaramu
Satu katamu ditunggu jutaan telinga
Kamu mahluk beruntung
Diujung waktu yang tak berujung

Senin, 04 Juli 2011

MENEMBUS BATAS DENGAN WAJAR

Hampir setiap pesulap, dari semua aliran selalu mengatakan, "Menembus batas dengan cara yang tak wajar" misalnya, dia mampu melewati tembok Cina yang tebalnya luar biasa, Juga ada pesulap yang mampu memindahkan barang satu ketempat yang lain dalam waktu yang amat cepat, dan secara logika semua yang dilakukan pesulap itu diluar kewajaran akal sehat. Dan masih banyak contoh lainnya, Meskipun ada trik yang membuatnya berhasil melakukan hal tersebut, namun juga kita menjadi tertawa terbahak-bahak ketika mengetahui trik sulap tersebut. Betapa kita telah dibodohi oleh mereka, karena mereka, pesulap itu tidak bekerja sendiri, namun dibantu oleh banyak orang dalam satu tim mereka.

Lalu bagaimanakah cara dan metoda menembus batas dengan cara yang wajar dan normal? Bagi kita yang tidak pernah belajar sulap dan tidak memiliki kemampuan diluar akal sehat tesebut, menembus batas dengan cara yang wajar dan normal adalah Sunatulloh, atau sebuah hukum alam yang sejatinya terjadi dengan alamiah dan berevolusi. Apa saja yang dapat di tembus? Tentu segala macam hal dalam kehidupan ini, dan itu pulalah yang disebut dengan inovasi. Inovasi manusia yang sesungguhnya adalah buah karya akal sehat yang terlatih dan disiplin tanpa kenal lelah dalam mewujudkan hal yang ingin di capainya.

Seorang inovator selalu dianggap menyimpang dalam memulai berkarya dan selalu mendapat penilaian miring dari setiap orang yang melihatnya. Kemiringan sudut pandang ini sebenarnya ketidak pahaman mereka akan inovasi yang belum terwujud, namun tidak bagi mereka yang bisa memahami inovasi tersebut.

Setiap individu diciptakan ALLOH dalam keadaan sempurna, dan memiliki keunikan sendiri serta diberi bekal kemampuan yang sangat luar biasa. Jadi tak ada yang salah bagi ALLOH dalam penciptaannya. Kita sering berkubang dalam fikiran sempit dan negatif dalam menilai kehidupan ini, ALLOH sering menjadi kambing hitam dalam memberi keadilan khususnya bagi kita yang menuntut sama dengan mereka yang lebih unggul, lebih berprestasi, lebih makmur dan lebih sebagainya, dan menyalahkan diri kita yang tak seperti mereka. Sikap sempit dan pesimis cenderung negatif ini yang menutup diri kita untuk membuka segala potensi diri yang telah dibekali ALLOH. Dan sampai akhir hayat pun bila kita yang tidak membuka mind set atau pola fikir secepatnya kedalam pola fikir yang positif, maka kita sebenarnya telah melakukan bunuh diri pelan-pelan terhadap segala syukur dan nikmat yang luar biasa yang yang telah dibekali dan diberi oleh ALLOH SWT. Tidakah bahwa bunuh diri itu adalah tindakan dosa besar, namun karena kebodohan itupulalah yang membuat kita tak sadar dan terlena untuk mengali potensi besar diri kita ini.

Setiap sesuatunya tentu ada ilmunya, perbedaan yang mendasar dari setiap perbedaan, apakah itu pekerjaan hingga hasil karya semua terletak dari pemahaman dan ilmu yang dimiliki, yang bekerja berdasarkan ilmu sangat berbeda dengan mereka bekerja tanpa ilmu, sekecil apapun pekerjaan tersebut. Ilmu juga yang menjadi perbedaan hasil karya seseorang dengan yang tak berilmu. Terlebih lagi bila kita bicara tentang konsep ibadah. Ibadah yang didasari oleh ilmu pengetahuan akan terlihat elegan dilihatnya dan orang yang beribadah tanpa didasari ilmu terlihat abangan, padahal ibadah inilah yang menghatarkan kita memulai  kehidupan baru pasca kematian. Disinilah urgensinya kita belajar dengan basic ilmu pengetahuan  yang memadai, belajar tidak sekedar belajar, tetapi memahami, mendalami dan mengevaluasi setiap perubahan. Bila setiap segmentasi kehidupan itu disikapi dengan ilmu pengetahuan, tentu kita menjadi manusia yang sempurna dan ideal. Mulai dari berjalan kita memulai dengan do'a, dijalan kita berjalan ditempat yang benar dengan tidak mengganggu pejalan yang lain hingga sesampai dijalan kita mengucapkan syukur telah sampai ditujuan.

Betapa  indah hidup ini bila segala sesuatunya dilakukan dengan ilmu pengetahuan karena kita telah menempatkan diri kita dapa tempatnya, seperti yang diingini setiap manusia, yaitu sebuah keharmonisan dalam hidup, keselarasan dalam irama warna kehidupan.

Etika bertindak dengan ilmu pengetahuan nampaknya menjadi pijakan dasar yang fundamental, tak perlu membahas panjang dan lebar dampak dari perilaku yang tidak didasari oleh ilmu pengetahuan, sudah pasti lebih banyak meruginya dari pada untungnya, kalaupun untung, sebenarnya dibalik keberuntungan tersebut ada dua hal yang dapat diresapi, pertama betapa peran ALLOH bermain dalam membuktikan kemahakuasaannya, sebab diluar akal sehat musibah sekecil apapun dapat di lewati oleh seseorang dengan selamat, dan kedua adalah pembelajaran yang sedang ALLOH berikan kepada semua mahluknya, bagi mereka yang berpengetahuan ataupun tidak, yaitu bagaimana sebuah perbedaan yang nyata diatara keselamatan dan kecelakaan yang terekam dalam satu kejadian.

Faktor-faktor apasajakah yang menjadikan orang termotivasi untuk kembali kepada keadaan normal, dalam menjalankan kehidupan dan dapat menembus batas yang wajar? Pertanyaan ini mengelitik hati dan fikiran kita. Perang urat syaraf dalam diri sendiri saja sepertinya sudah dimulai, disadari atau tidak, hati menjadi tergelitik dan fikiran dihadapkan kekontaradiksian. Dan konflik internal bekecamuk. Mulai dari justifikasi diri yang lemah, beban dosa masa lalu, kesalahan yang tak terlupakan, ingatan akan mempermalukan diri dimuka umum, ketidap percaya diri yang dominan, hingga keputus asaan yang didepanmata seolah menjadi pilihan tepat yang terakhir layak di ambil.

Kondisi pesimis ini adalah dorongan motivasi seseorang dalam mengambil tindakan lebih lanjut. Karena dorongan motivasi diri itu setidaknya ada dorongan motivasi lain lagi yang harus di kemukakan, disamping pilihan dorongan motivasi pertama yang dilandasi rasa pesimis, marah dan  cenderung negatif, seharusnya kita menghadiran dorongan motivasi lainnya

Dorongan motivasi tandingan yaitu motivasi yang dilandasi oleh rasa cinta, optimis dan cenderung positif. Kehadiran dorongan motivasi kedua ini seharusnya dihadirkan dan ditentatifkan, dengan cara meyakini di hati dan diucapkan oleh lisan dengan diaplikasikan dalam tindakan. Pertama adalah dalam mensikapi dosa masalalu, yakini bahwa seandainya kita membawa dosa sebesar gunung gede maka ALLOH akan berlari mendekati kita dengan membawa rahmat dan ampun seluas langit dan bumi. Bila motivasi ini kita tentatifkan maka kita menjadi orang yang cinta taubat dan cinta akan perubahan baik. Kemudian kita mulai menumbuhkan nilai-nilai positif dari dalam diri kita, dengan menyertakan ALLOH dalam memulai sesuatunya, singkatnya kita memulai dengan basmalah berakhir dengan hamdalah. Yang yang paling urgen sekali adalah bagaimana kita mensikapi setiap kejadian dengan berfikir positif, abaikan serangan fikiran negatif yang datang dari diri sendiri, sedangan dalam mensikapi penilaian negatif dari orang lain, maka cara ampun dan ideal adalah dengan cara tetap fokus pada objek kerja yang kita lakukan dan yakini apa yang kita lakukan sudah benar, dengan indikasinya adalah tidak ada pihak yang dipersalahkan.

Tahap demi tahap perilaku baik ini akan menebus batas yang wajar dari apa yang akan menjadi cita-cita hidup ini. "kamu hanya bisa menembus langit itu hanya dengan shultan(ilmu pengetahuan)" inilah sinyalemen ALLOH dalam quran surat Arrohman ayat 13, kapan kita menjadi seorang inovator? Seperti petuah Aa Gym yang sangat positif, mulailah dari diri, mulai dari yang kecil dan mulai sekarang. Buatlah yang terbaik karena kebaikan itu berpulang pada diri kita, dan ucapakan rasa syukur sebagai tanda kesempurnaan ALLOH dan agar kita terus ditambah nikmatnya, mari kita cintai diri kita dan sekitar kita. alhamdulillah

[+/-]

[+/-]

[+/-]

[+/-]

[+/-]

[+/-]

MENEMBUS BATAS DENGAN WAJAR