S
|
udah menjadi hal yang biasa,
dan mudah untuk memberi nasihat pada orang lain disaat kondisi diri sedang
stabil, tak memiliki permasalahan. Sama halnya juga ketika menasihati diri
sendiri dikala kondisi diri sedang mood, atau tak memilki beban apapun bahkan
pada masalah yang terkecil sekali. Namun akan berbeda bila
kondisi sedang berada dalam sebuah masalah, mungkin lebih tepatnya sedang diuji
oleh Allah. Tentu memberi nasihat apalagi menasihat diri untuk menjadi pribadi
yang lebih baik, bukanlah perkara mudah.
Misalkan, ketika seseorang
sedang mengalami kesulitan ekonomi tingkat stadium empat, artinya kritis
sekali, dimana parameternya adalah, untuk makan hari ini saja tidak ada. Mungkinkan
seseorang tersebut dapat stabil dan bijak mengambil sebuah sikap positif,
bahkan mampu memberikan nasihat kepada orang lain. Menarik untuk diulas melalui tulisan ini.
Dalam pandangan umum, terkadang memang seperti kehabis akal untuk
memikirkannya, karena sepertinya sudah diarahkan dan terbiasa pada pemikiran sempit. Dalam
hal ini, bukan memikirkan orang tersebut makan dari mana, atau makan apa,
tetapi diarahkan agar terfikir bagaimana orang tersebut dapat memikirkan orang
lain sedang dirinya sedang dalam kecamuk pemikiran orang lain. Inilah mungkin
sebuah animo umum yang biasa terjadi dikalangan umum pula. Seolah orang yang
sedang bermasalah (diuji) dilarang berasumsi, sekalipun pada diri sendiri. Orang
jawa bilang, ‘pamali’.
Ternyata kondisi tersebut bisa
dikondisikan agar setiap orang yang memiliki kemampuan super tersebut, meski
melawan arus kesannya dan sangat paradoks. Pengkondisinan diri untuk dapat selalu eksis,
tegar, perkasa, pantang menyerah, anti galau, anti murung durjana, dan
sejenisnya bukanlah perkara sulit. Satu hal yang terpenting untuk dapat mengaktualisasikan eksistensi
tersebut adalah dengan mengkedepankan sebuah keyakinan, kepercayaan diri tinggi
berbasis keimanan yang kokoh. Hanya dengan cara tersebut, dengan izinNYA pula
segala permasalahan hidup dapat teratasi, singkat kata itu adalah ‘The power of
Ilahiyah’.
Perkara makan apa hari ini,
apakah anak-anak dapat makan, atau mau sampai kapan menahan lapar, bukanlah
pangkal pokok masalah. Ketika keyakinan pada Allah yang maha kaya dan yang maha
pemberi rejeki telah masuk didalam jiwa, maka sebuah motivasi yang diluar
dugaan itu akan keluar dari diri orang yang telah sepenuhnya menaruh keyakinan
tersebut.
Ada sebuah kisah dari seorang
pedang kecil yang menuliskan kata
motivasi didalam gerobaknya, dia menulis,”Bagaimana saya miskin, sedang Tuhan
saya Maha Kaya”. Nampaknya biasa saja, jargon kalimat tersebut, tapi coba
hayati kembali kalimat tersebut. Itu bukan kalimat biasa, yang mudah
diimplematasikan, tetapi itu adalah kalimat tauhid yang syarat akan keyakinan
tingkat tinggi.
Jargon motivasi itulah sebuah
solusi sekaligus menyentil telinga orang yang sering galau acak-acakan. Kalimat
sederhana tersebut, sebenarnya ada muatan dakwah atau ajakan untuk menyadarkan
kita semua, bahwa jangan pernah takut miskin, jangan pernah takut kelaparan,
atau pun takut kehilangan. Segalanya tak akan pernah terwujud, selama kepala
ini tegak keatas mengharap pertolongan Allah. Niscaya Allah tak akan diam, DIA
akan melakukan tindakan diluar pemikiran kita, dan DIA melakukan tindakan
dengan caranya sendiri menyelamatan hambanya yang telah menjual keimannnya
tersebut, selanjutnya Allah akan membelinya dengan harga tinggi.
Akhirnya kita hanya berkata Subhanallah,
maha suci Allah. Didunia ini selalu ada cara mengukuhkan keimanan diri agar
tetap terkristal, dan sungguh sangat diluar dugaan bahwa nasihat yang terbaik
itu terkadang seperti tak terduga datangnya, ternyata nasihat itu bukan datang
dari kalangan akademisi atau orang-orang cerdas dsj, tatapi datang dari orang
biasa, seorang pedagang kecil.
Mampukah hati ini menggugah kesadaran
diri, menerima nasihat tersebut, sungguh kini seperti tersadari dan mengakui
bahwa ada larangan yang mengatakan Jangan lihat orangnya dalam menarik nasihat, meski dari orang biasa,
ternyata itu benar adanya, maka nasihatnya adalah perhatikan apa yang dikatakan dan jangan
melihat siapa yang mengatakan.
0 komentar:
Posting Komentar