D
|
isebuah kamar berukuran tiga kali
dua meter persegi, berdinding setengah tembok, setengah triplek. Didalamnya ada
sosok wanita tua yang tak berdaya, terbaring pasrah, sambil mulutnya terus
melantunkan lafaz dzikir, sesekali ia meratapi rasa sakit yang teramat sangat. Dia adalah Ibuku yang sedang terbaring sakit.
Sudah satu tahun lebih kamar yang
pengap dan jauh dari hygine itu ia
diami. Sirkulasi udara yang tak mengalir pun
sering membawa aroma tak sedap diruang kamarnya, tercium menyengat saat udara
membawanya melintas dihidung. Bau aroma tak sedap itu, bersumber dari koreng dikakinya yang sudah membusuk, dan megerogoti
terus kakiknya..
Ibuku hanya terbaring tak berdaya untuk keluar
kamar sekali pun, karena koreng yang membusuk dan terjadi pembengkakan di
kakinya, menyebabkan ia tak mampu berjalan. Untuk beribadah sehari-harinya, ia
selalu melakukan tayamum. Sedang untuk keperluan MCK ia dengan sangat terpaksa
menahan sakit yang tak terkira itu, ia
harus lakukan berjalan dengan dibantu kursi plastik sebagai penyanggahnya,
kecuali secara kebetulan ada anggota keluargaku yang mengetahui, sehingga ia dapat dibopohnya.
Bila dihayati penderitaannya, itu
bukalah penderitaan biasa. Jika saja aku
yang mengalaminya, rasanya tak sanggup, kata hati kecilku berdegup, seraya
berdoa agar tidak diuji seperti itu. Ibuku adalah wanita yang perkasa dan
sangat sabar. Meski susah payah ia menjalani hidupnya, tapi tak
ada air mata yang mengalir di pipinya, meski sesekali terlihat ia meringgis dan
merintih menahan rasa sakitnya, namun tetap saja senyum manis dari bibir keriputnya masih
terlihat jelas, dan masih menebarkan keceriaan dan optimisme hidup.
Batinku terpukul menyaksikan
adegan itu. Terlepas dari ketidak mampuanku membantu membiayai pengobatan medik
itu, aku terus berupaya mencari jalan keluar agar lukanya cepat sembuh. Akhirnya
aku menemukan sebuah solusi pengobatan alternatif, yaitu metoda Quranic Healing, hingga akhirnya
sakit yang berkepanjangan itu berangsur sembuh.
Setelah didalami ternyata, pengobatan
melalui Al Quran ini bukan alternatif ketidak berdayaan dalam berobat secara
medik, tetapi Quranic Healing itu
merupakan solusi pengobatan pertama sebelum melakukan pengobatan medik. Demikian pemahamanku
yang terkini, akan pendalaman pemaham metoda Quranic Healing.
Perlahan namun pasti, terapi itu
dilakukan, dan kini koreng Ibu ku mulai menampakkan sebuah perubahan yang
sangat signifikan. Bau yang keluar dari koreng itu kini sudah hilang 100%,
perambatan koreng yang terus mengerogoti tubuhnya, sepertinya sudah berhenti total, kini hanya tinggal sedikit saja bengkak yang masih
tersisa di korengnya.
Dengan pengucapkan puji syukur
kehadiran Allah SWT, aku merasa semakin diberi keyakinan akan kebenaran
mukjizat Al Quran yang berfungsi sebagai As Syifa. Tak terhingga pula rasa yang dialami Ibuku , ia terharu melihat perubahan fisik yang terjadi, yang semakin
hari semakin membaik.
Dampak lain yang aku alami selain
memberi keyakinanku akan keajaiban Al Quran tersebut, keimananku semakin
bertambah, sifat wara’ ku pun semakin meningkat, muroqobah ku pun terus
menunjukkan grafik meningkat juga. Subhanallah Aku bersyukur pada mu Ya Rabb, sungguh
aku berazam untuk menemani Ibuku hingga lukanya sembuh total. I LOVE YOU MOM…
0 komentar:
Posting Komentar