GENDER MALAIKAT
P
|
erdebatan eksistensi gender
Malaikat atau jenis kelamin Malaikat bukanlah perdebatan yang baru. Zaman
mengungkap fakta bahwa awal mula perdebatan gender Malaikat telah terjadi sejak
zaman Ibrahim dan Nabi Luth. Baik versi Al Quran maupun Injil dalam kisah Lot. Kedua
kitab suci itu mengungkap tabir sejarah yang menyisakan perdebatan gender
Malaikat, yang dikemudian hari menjadi sebuah keyakinan bagi umat tertentu.
Al Quran mengkisahkan Nabi Luth yang
didatangi Malaikat yang bersosok lelaki tampan, seperti firmannya,
$£Js9ur ôNuä!%y` $uZè=ßâ $WÛqä9 uäûÓÅ öNÍkÍ5 s-$|Êur öNÍkÍ5 %Yæös tA$s%ur #x»yd îPöqt Ò=ÅÁtã ÇÐÐÈ
(Q.S.
Huud [11] : 77). dan tatkala datang utusan-utusan Kami
(para malaikat) itu kepada Luth, Dia merasa susah dan merasa sempit dadanya
karena kedatangan mereka, dan Dia berkata: "Ini adalah hari yang Amat
sulit [729]."
[729] Nabi Luth a.s. merasa susah
akan kedatangan utusan-utuaan Allah itu karena mereka berupa pemuda yang
rupawan sedangkan kaum Luth Amat menyukai pemuda-pemuda yang rupawan untuk
melakukan homo sexual. dan Dia merasa tidak sanggup melindungi mereka bilamana
ada gangguan dari kaumnya.
Injil memang tidak seluruhnya
menyimpang, Injil yang asli dan benar tentu tidak akan pernah bertentangan
dengan Al Quran, karena kedua kitab suci itu datang dari sumber yang sama,
yaitu Allah SWT.
Ada beberapa ayat dalam injil
yang selaras dengan peristiwa ini, yaitu ketika Nabi Luth diselamatkan Allah
yang hendak menurunkan azab kepada kaumnya. Dalam Injil Perjanjian Lama
dikisahkan, bahwa orang-orang Sodom dan
Gomora ingin berhubungan seks dengan kedua malaikat yang bersama dengan Lot (Kejadian
19:1-5).
Persepsi dari sejarah kelam
umat Nabi Luth tersebut diatas
berkembang dan diyakini oleh sebagian kalangan yang mengkedepankan logika
berfikir, tetapi tak memiliki dasar pengetahuan dan pemikiran kuat, sehingga kesimpulan
berfikir mereka diambil berdasarkan penampakan atau performa Malaikat dalam
ayat tersebut saja, sehingga berkesimpulan bahwa para malaikat dipahami sebagai
figur yang bergender laki-laki.
Kemudian
sejarah pun sepertinya terulang kembali, bahkan zaman Rosulullah berkembang
menjadi lebih ekstrim lagi, dimana pada zaman Rosulullah terjadi pergeseran
nilai-nilai normatif yang jauh bertentangan dengan zaman sebelumnya dalam
memandang gender. Masyarakat jahiliyah, seperti Kaum Kafir Mekah, Kaum Yahudi
dan Kaum Nasrani, saat itu lebih membanggakan
memiliki anak lelaki dari pada anak perempuan. Bahkan peristiwa pembunuhan
dengan mengubur hidup-hidup anak perempuan dialami oleh seorang sahabat
Rosulullah, Khalifah Umar bin Khotob yang kala itu masih jahiliyah, atau Ia
belum menjadi seorang Mukmin.
Pemahaman
budaya jahiliyah yang memandang rendah wanita ini berimbas pada pemberian sifat kepada Allah, sesuatu sifat yang mereka sendiri tidak
menyukainya. Jalan pikiran mereka benar-benar kacau balau. Mereka menyifati Zat
Yang Maha Esa dan Mulia dengan sifat yang lebih rendah menurut pandangan mereka
sendiri. Ada tiga pemikiran yang berkembang saat masa jahiliyah tersebut,
antara lain.
- Mereka menganggap bahwa malaikat-malaikat itu anak-anak perempuan.
- Mereka beranggapan bahwa malaikat itu anak-anak perempuan Allah.
- Mereka menyembah malaikat-malaikat itu.
Kondisi jahiliyah masa
Rosulullahini terekam sejarah, sebagaimana terungkap dalam Al Quran surat An
Najm ayat 27-30,
¨bÎ) tûïÏ%©!$# w tbqãZÏB÷sã ÍotÅzFy$$Î/ tbqJ|¡ãs9 sps3Í´¯»n=pRùQ$# spuÏJó¡n@ 4Ós\RW{$# ÇËÐÈ $tBur Mçlm; ¾ÏmÎ/ ô`ÏB AOù=Ïæ ( bÎ) tbqãèÎ7Ft wÎ) £`©à9$# ( ¨bÎ)ur £`©à9$# w ÓÍ_øóã z`ÏB Èd,ptø:$# $\«øx© ÇËÑÈ óÚÌôãr'sù `tã `¨B 4¯<uqs? `tã $tRÌø.Ï óOs9ur ÷Ìã wÎ) no4quysø9$# $u÷R9$# ÇËÒÈ y7Ï9ºs Oßgäón=ö7tB z`ÏiB ÄNù=Ïèø9$# 4 ¨bÎ) y7/u uqèd ãNn=÷ær& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î7y uqèdur ÞOn=÷ær& Ç`yJÎ/ 3ytF÷d$# ÇÌÉÈ
(
Q.S. An Najm [53] : 27 – 30. Sesungguhnya orang-orang yang tiada beriman kepada
kehidupan akhirat, mereka benar-benar menamakan Malaikat itu dengan nama
perempuan. dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu.
mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang Sesungguhnya
persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran. Maka
berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan
tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi. Itulah sejauh-jauh pengetahuan
mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa yang mendapat
petunjuk.
Berjalannya waktu dan
berkembangnya faham jahiliyah tersebut semakin mengurita dilingkungan Mekah,
sehingga Rosulullah merasa perlu untuk membantah persepsi yang salah dan ngawur
ini. Melalui dakwanya Rosulullah menyampaikan sebuah risalah dengan bantahan
yang bijak dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan keras melalui sebuah
firmannya.
ö/ä38xÿô¹r'sùr& Nà6/u tûüÏYt7ø9$$Î/ xsªB$#ur z`ÏB Ïps3Í´¯»n=yJø9$# $·W»tRÎ) 4 ö/ä3¯RÎ) tbqä9qà)tGs9 »wöqs% $VJÏàtã ÇÍÉÈ
(Q.S.
Al Isra’ [17] : 40.) Maka Apakah patut Tuhan memilihkan bagimu anak-anak
laki-laki sedang Dia sendiri mengambil anak-anak perempuan di antara Para
malaikat? Sesungguhnya kamu benar-benar mengucapkan kata-kata yang besar
(dosanya).
Bantahan terhadap sejarah
keyakinan yang salah itu dipertegas kembali oleh Rosulullah. Mereka yang
berkeyakinan bahwa Malaikat itu bergender wanita, tidaklah menyaksikan apa yang
mereka katakan itu dan tidak dapat membuktikan dengan keterangan-keterangan
wahyu yang tertulis. Tetapi keyakinan mereka itu hanyalah didasarkan kepada
dongeng-dongeng yang mereka terima dari mulut ke mulut, yang sama sekali tidak
didasarkan kepada jalan pikiran yang sehat. Anggapan mereka tersebut tidak
benar bahkan mereka harus mempertanggungjawabkan yang mereka katakan dan
bertanggungjawab pula terhadap akibat buruk yang dialami oleh orang-orang yang
mengikutinya.
Hingga akhirnya
Allah SWT menurunkan wahyunya kepada Nabi Muhammad SAW, guna mempertegas
kondisi jahiliyah mereka yang sudah kelewat batas, bahwa kaum musyrikin dengan
ucapan itu telah mengatakan ucapan yang besar dosanya, karena mereka itu telah
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan karenanya diancam dengan siksaan
yang pedih. Dan mereka telah menyia-nyiakan akal pikiran mereka sendiri, karena
mereka memutar balikkan kebenaran yang semestinya harus mereka junjung tinggi.
óOÎgÏFøÿtGó$$sù y7În/tÏ9r& ßN$uZt6ø9$# ÞOßgs9ur cqãZt6ø9$# ÇÊÍÒÈ ÷Pr& $oYø)n=yz spx6Í´¯»n=yJø9$# $ZW»tRÎ) öNèdur crßÎg»x© ÇÊÎÉÈ Iwr& Nåk¨XÎ) ô`ÏiB öNÎgÅ3øùÎ) cqä9qà)us9 ÇÊÎÊÈ ys9ur ª!$# öNåk¨XÎ)ur tbqç/É»s3s9 ÇÊÎËÈ s"sÜô¹r& ÏN$oYt7ø9$# n?tã tûüÏZt6ø9$# ÇÊÎÌÈ $tB ö/ä3s9 y#øx. tbqãKä3øtrB ÇÊÎÍÈ xsùr& tbrã©.xs? ÇÊÎÎÈ ÷Pr& ö/ä3s9 Ö`»sÜù=ß ÑúüÎ7B ÇÊÎÏÈ (#qè?ù'sù óOä3Î7»tFÅ3Î/ bÎ) ÷LäêZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÊÎÐÈ (#qè=yèy_ur ¼çmuZ÷t/ tû÷üt/ur Ïp¨YÅgø:$# $Y7|¡nS 4 ôs)s9ur ÏMyJÎ=tã èp¨YÅgø:$# öNåk¨XÎ) tbrç|ØósßJs9 ÇÊÎÑÈ z`»ysö6ß «!$# $¬Hxå tbqàÿÅÁt ÇÊÎÒÈ wÎ) y$t7Ïã «!$# tûüÅÁn=øÜßJø9$# ÇÊÏÉÈ
(Q.S.
As Shaffat [37] : 149 – 160 ) Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka
(orang-orang kafir Mekah): "Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan
untuk mereka anak laki-laki [1291], atau Apakah Kami menciptakan
malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan(nya)? ketahuilah bahwa
Sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan: "Allah
beranak". dan Sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta. Apakah
Tuhan memilih (mengutamakan) anak-anak perempuan daripada anak laki-laki?
Apakah yang terjadi padamu? bagaimana (caranya) kamu menetapkan? Maka Apakah
kamu tidak memikirkan? atau Apakah kamu mempunyai bukti yang nyata? Maka
bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar. dan mereka adakan
(hubungan) nasab antara Allah dan antara jin. dan Sesungguhnya jin mengetahui
bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka ), Maha suci Allah dari apa
yang mereka sifatkan, kecuali hamba-hamba Allah [1292] yang dibersihkan dari
(dosa).
[1291] Orang
musyrikin mengatakan bahwa Allah mempunyai anak-anak perempuan (malaikat),
Padahal mereka sendiri menganggap hina anak perempuan itu.[1292] Yang
dimaksud hamba Allah di sini ialah golongan jin yang beriman.
Ternyata perkembangan
turunnya ayat diatas yang mempertegas eksistensi Allah yang Maha Tunggal, yang
tak memiliki anak, dan juga bahwa Malaikat bukalah bergender wanita, serta
ancamannya, semua itu tidak cukup ampuh, karena perkembangan selanjutnya
kejahiliahan mereka masih terus terpelihara, hingga turun wahyu berikutnya,
(#qè=yèy_ur ¼çms9 ô`ÏB ¾ÍnÏ$t6Ïã #¹ä÷ã_ 4 ¨bÎ) Æ»|¡SM}$# Öqàÿs3s9 îûüÎ7B ÇÊÎÈ ÏQr& xsªB$# $£JÏB ß,è=øs ;N$uZt/ Nä38xÿô¹r&ur tûüÏZt6ø9$$Î/ ÇÊÏÈ #sÎ)ur uÅe³ç0 Nèdßymr& $yJÎ/ z>uÑ Ç`»uH÷q§=Ï9 WxsVtB ¨@sß ¼çmßgô_ur #tuqó¡ãB uqèdur íOÏàx. ÇÊÐÈ `tBurr& (#às¤±oYã Îû Ïpuù=Åsø9$# uqèdur Îû ÏQ$|ÁÏø:$# çöxî &ûüÎ7ãB ÇÊÑÈ (#qè=yèy_ur sps3Í´¯»n=yJø9$# tûïÏ%©!$# öNèd ß»t6Ïã Ç`»uH÷q§9$# $·W»tRÎ) 4 (#rßÎgx©r& öNßgs)ù=yz 4 Ü=tGõ3çGy öNåkèEy»ygx© tbqè=t«ó¡çur ÇÊÒÈ (#qä9$s%ur öqs9 uä!$x© ß`»oH÷q§9$# $tB Nßg»tRôt7tã 3 $¨B Nßgs9 Ï9ºxÎ/ ô`ÏB AOù=Ïã ( ÷bÎ) öNèd wÎ) tbqß¹ãøs ÇËÉÈ
(Q.S
Az Zukhruf [43] : 15-20 ) Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya
sebagai bahagian daripada-Nya [1349]. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). Patutkah Dia mengambil anak
perempuan dari yang diciptakan-Nya dan Dia mengkhususkan buat kamu anak
laki-laki. Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira
dengan apa [1350] yang dijadikan sebagai misal bagi Allah yang Maha Pemurah;
jadilah mukanya hitam pekat sedang Dia Amat menahan sedih [1351]. dan Apakah
patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam Keadaan berperhiasan
sedang Dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran [1352]. dan
mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah
yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan
penciptaan malaika-malaikat itu? kelak akan dituliskan persaksian mereka dan
mereka akan dimintai pertanggung-jawaban. dan mereka berkata: "Jikalau
Allah yang Maha Pemurah menghendaki tentulah Kami tidak menyembah mereka
(malaikat)". mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu,
mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka.
[1349]
Maksudnya orang musyrikin mengatakan bahwa malaikat- Malaikat itu adalah
anak-anak perempuan Allah Padahal Malaikat itu sebahagian dari makhluk
ciptaan-Nya.[1350] Yang
dimaksud dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah ialah kelahiran
anak perempuan.[1351] Maksud
ayat ini ialah bilamana Dia diberi kabar tentang kelahiran anaknya yang
perempuan, mukanya menjadi merah padam karena malu dan Dia Amat marah, Padahal
Dia sendiri mengatakan bahwa Allah mempunyai anak perempuan.[1352] Ayat ini
menggambarkan Keadaan wanita Arab waktu Al Quran diturunkan.
Dikisahkan
dalam sebuah hadist, yang diketengahkan oleh Ibnu Mundzir melalui Qatadah yang
mengatakan bahwa ada segolongan orang-orang munafik yang mengatakan,
"Sesungguhnya Allah kawin dengan jin, maka lahirlah dari hubungan ini malaikat-malaikat."
Allah menurunkan firman-Nya berkenaan dengan perkataan mereka yang tidak
senonoh itu, "Dan orang-orang musyrik itu menjadikan malaikat-malaikat
yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang
perempuan." (Q.S. Az Zukhruf, 19).
Ketegasan
Rosulullah dalam meluruskan persepsi yang salah dan menahun ini disempurnakan
oleh sebuah firman Allah dalam surat Maryam ayat 88-95,
(#qä9$s%ur xsªB$# ß`»oH÷q§9$# #V$s!ur ÇÑÑÈ ôs)©9 ÷Läê÷¥Å_ $º«øx© #tÎ) ÇÑÒÈ ß%x6s? ßNºuq»yJ¡¡9$# tbö©ÜxÿtGt çm÷ZÏB ,t±Ys?ur ÞÚöF{$# ÏrBur ãA$t6Ågø:$# #yd ÇÒÉÈ br& (#öqtãy Ç`»uH÷q§=Ï9 #V$s!ur ÇÒÊÈ $tBur ÓÈöt7.^t Ç`»uH÷q§=Ï9 br& xÏGt #µ$s!ur ÇÒËÈ bÎ) @à2 `tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur HwÎ) ÎA#uä Ç`»uH÷q§9$# #Yö7tã ÇÒÌÈ ôs)©9 ÷Lài9|Áômr& öNèd£tãur #ttã ÇÒÍÈ öNßg=ä.ur ÏmÏ?#uä tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# #·ösù ÇÒÎÈ
(
Q.S. Maryam [19] : 88 – 95 ) Dan mereka berkata: "Tuhan yang Maha Pemurah
mengambil (mempunyai) anak". Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu
perkara yang sangat mungkar, Hampir-hampir langit pecah karena Ucapan itu, dan
bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menda'wakan Allah yang Maha
Pemurah mempunyai anak. dan tidak layak bagi Tuhan yang Maha Pemurah mengambil
(mempunyai) anak. tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan
datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah
telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang
teliti. dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan
sendiri-sendiri.
Dengan
menggunakan gaya bahasa atau majas eufimisme, Allah menyindir mereka dengan
sangat cerdas sekali, dengan menggunakan logika sederhana namun syarat akan
makna.
Kalau sekiranya
bumi, langit dan gunung-gunung mendengar dan memahami ucapan orang-orang kafir
itu, meskipun ia tidak diberi akal dan pikiran oleh Allah, tentulah langit,
bumi dan gunung-gunung itu akan terguncang dengan dahsyatnya karena kaget dan
terhanyut dan mungkin akan menjadi hancur lebur, karena tidak dapat menerima
kata-kata yang sangat berat risiko dan tanggung jawabnya itu, kata-kata, yang
sangat menghina dan merendahkan martabat Penciptanya.
Untunglah bumi
langit dan gunung-gunung itu tidak dapat mendengar apalagi memahami ucapan
orang-orang kafir yang sangat sembrono itu.
Ini adalah
suatu sindiran yang sangat tajam dan celaan yang amat keras terhadap
orang-orang kafir itu yang bila mereka dapat mempergunakan akal yang
dianugerahkan Allah kepada mereka, tentulah mereka tidak mungkin akan
mengucapkan kata-kata seperti itu.
Dipenghujung
perdebatan akan gender Malaikat ini, Allah mengultimatum akan kesalahan yang
telah diperbuat hambanya. Mereka yang mengatakan Malaikat bergender perempuan
dan mereka yang mengatakan Malaikat bergender lelaki, maka kelak mereka datang
menghadap ke hadirat Allah pada hari itu untuk menerima perhitungan dan putusan
bukan berkelompok-kelompok tetapi sendiri-sendiri yang tidak dapat diwakili
walaupun oleh orang yang paling dekat kepadanya seperti anak atau istrinya.
Demikianlah
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Allah bagi setiap hamba-Nya pada hari
itu, tiada seorangpun yang dapat lolos dari padanya, setiap makhluk pasti
menghadapi peristiwa yang hebat dan dahsyat itu dengan perasaan harap-harap
cemas, apakah akan termasuk golongan
celaka yang akan digiring ke neraka dalam keadaan hina dina atau termasuk
golongan bahagia yang akan dipersilahkan masuk ke surga dengan terhormat dan
mulia.